Jumat, 26 September 2014

Jadilah Seperti Dandelion

Hai sahabat seli kecil,
selamat malam semuanya pastinya sekarang waktunya kalian menarik selimut dan berkunjung ke dreamland(hhe).

ou,ya berhubung sekaramg sudah malam jadi postingan kali ini tetap dengan tema yang sama nih yaitu cerpen tentang dandelion. Siapa tahu cerpen ini bisa mengantar kalian menuju dreamland.
berikut sedikit cuplikannya ya,,,


Matahari masih malu memancarkan sinar ceria. Aku disambut dengan lembutnya
udara pagi, harumnya hijau dedaunan dan ramai kicau anak burung menunggu induknya
memberikan hasil buruan.
Suasana yang tenang, jauh dari hiruk pikuk kendaraan ditambah udara yang sejuk
tidak sebanding dengan suasana hatiku yang tidak bersahabat menerima tempat PKL
(Praktek Kerja Lapangan) di sini. Terlalu primitif, kata itu yang langsung terlintas di pikiranku

semenjak menginjakkan kaki di suatu desa kecamatan Kandai Kendari SulawesiTimur. Mau
tidak mau, siap tidak siap, jika ingin segera menyelesaikan program studiku sebagai sarjana
pendidikan, aku harus rela ditempatkan dimana saja.
Betapa terkejutnya aku sebulan yang lalu saat menerima surat penempatan PKL dari
dosen waliku. “Rizky Finanda ditempatkan di suatu desa kecamatan Kandai Kendari
Sulawesi Tenggara”.
Aku memang mengatakan pada Ibu Yuli, dosen waliku untuk ditempatkan di wilayah
Indonesia Tengah seperti Kalimantan atau Bali tapi bukan di Sulawesi. “Kiki saya putuskan
untuk ditempatkan di Sultra karena saya lihat kamu aktif ikut seminar-seminar nasional jadi
pasti sudah punya ilmu yang lebih mumpuni dibanding teman – teman yang lain dan pasti
Kiki bisa menyesuaikan diri. Nanti ada 7 teman yang dikirim kesana tapi khusus Kiki
ditugaskan sendiri di salah satu desa kecamatan Kandai, tidak bersama teman yang lain.”
Amanah yang langsung turun dari dosen waliku itu membuatku seperti tersambar
petir. Aku tak habis pikir, ilmu dari seminar itu lebih teoritis bukan tentang bagaimana
menjaga mental agar bisa bertahan mngajar dalam keadaan serba terbatas. Bu Yuli pasti
mengetahui itu, tapi mengapa menempatkanku sendiri di desa ini? Itu masih menjadikan
tanda tanya besar di pikiranku.
Masih tergiang di pikiranku saat papa mengatakan,”Sudah waktunya Kiki melihat
dunia luar, kalau itu memang keputusan dari kampus mau bagaimana lagi. Demi
kelulusanmu juga kan? Mencoba untuk benar benar mandiri sebelum benar – benar
diangkat jadi guru. Mungkin nanti ibu bapak bisa mengunjungi sekalian untuk berlibur”.
Sedangkan ibu benar – benar pasrah, ikhlas dan akan lebih mendoakan putri semata
wayangnya ini pergi jauh.

selanjutnya....
bisa kalian baca di link dibawah ini ok!!!
http://storiette.mjeducation.com/jadilah-seperti-dandelion/

selamat membaca,
semangat dan sukses untuk kita semua ya!!!

0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar